Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) akan meluncurkan e-BUMDes (Badan Usaha Milik Desa). Aplikasi ini bakal diluncurkan sebagai upaya pembelajaran serta pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Peluncuran e-BUMDes dilakukan dalam waktu dekat. "Mudah-mudahan tahun ini bisa kita luncurkan," ungkap Sekjen Kementerian Desa dan PDTT Anwar Sanusi di sela acara BUMDes Talk di Kota Solo, Jawa Tengah, Senin, 13 November 2017.
Anwar mengatakan, aplikasi ini memungkinkan para pelaku-pelaku BUMDes di seluruh Indonesia terhubung. "Bisa saling berkomunikasi. Misalnya mengenai kendala apa yang dialami," kata Anwar.
Ia mengatakan, Indonesia memiliki sekitar 74.910 desa. Pembelajaran serta pengembangan BUMDes tentu saja tidak dapat dilakukan secara manual.
"Tidak mungkin (secara manual). Wilayah Indonesia cakupannya sangat luas," paparnya.
Tidak hanya menjangkau pelaku-pelaku BUMDes, aplikasi ini diharapkan menjangkau pula desa-desa yang belum memiliki BUMDes. Sehingga desa-desa tersebut bisa mencontoh bagaimana rintisan, pembangunan jaringan usaha dari BUMDes yang telah berhasil.
"Aplikasi ini bisa diakses kepala desa di Indonesia. Kita ingin 2018, e-BUMDes bisa diakses semua orang di Indonesia," tutur dia.
Anwar menjelaskan, BUMDes penting dibentuk dan dikembangkan untuk memperkuat kelembagaan ekonomi pedesaan. Imbasnya akan menekan urbanisasi dari desa ke kota.
Ia mencontohkan, BUMDes Ponggok, Kabupaten Klaten, dalam satu tahun bisa menghasilkan omset hingga Rp12 miliar. Kemudian Desa Karangrejek, Wonosari Gunung Kidul yang dalam satu tahun menyumbangkan PADes Rp74 juta.
sumber Berita dan Photo : http://jateng.metrotvnews.com